Menulis, Resep Awet Muda -->

Silakan ketik kata kunci

Menulis, Resep Awet Muda


Oleh Nuryum Saidah* 

Bisa dibilang kalau aku sangatlah kudet, alias kurang update. Bagaimana tidak, jika sebuah novel yang sudah diterbitkan, best seller dan  kemudian diangkat ke layar lebar beberapa tahun lalu itu baru kubaca. Novel yang berjudul Negeri 5 Menara karya A. Fuadi ini, aku baru mulai tertarik untuk membacanya.

Jika dulu, ketika masih belajar di bangku kuliah, aku masih akrab dengan karya-karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Gola gong, Piepit Senja, atau Andrea Hirata. Maka, sejak selesai kuliah, kebiasaan membacaku sudah hilang lenyap tergerus rutinitas.

Bahkan, ketertarikan dengan buku hanya sekadarnya saja. Memanfaatkan waktu luang pun tidak dengan membaca. Dengan alasan tugas sekolah, dan lebih mendalami tentang bagaimana mengajar dan menyajikan materi yang mudah dimengerti oleh anak-anak di sekolah menjadi apologi untuk tidak membaca buku. Hanya berkutat dengan diktat-diktat pembelajaran saja. Demikianlah aku bertahun-tahun seperti itu.

Entah mengapa, kemudian ketertarikan dengan dunia menulis menggodaku. Aku yang melabeli diri sebagai  orang yang dominan otak kiri, menjustifikasi bahwa buku, dan dunia tulis menulis 'hanya' untuk orang bahasa saja, merasa tidak perlu melirik atau bahkan belajar tentang itu semua.

Ketertarikan dengan dunia menulis ini mungkin bagi beberapa orang dianggap sangatlah terlambat. Di usia yang tidak muda lagi tentu sudah tertinggal dengan yang lain. Namun, bukankah belajar itu tidak memandang usia? Jadi, mengapa harus malu dan rendah diri?

Motivasi untuk menulis menjadi cukup kuat ketika berada di komunitasnya. Di tambah pula dengan motivasi dari para ahlinya. Menulis tidak hanya pekerjaan biasa saja. Ada hal besar di dalamnya. Dengan menulis, berarti membuat rekaman tentang cerita kita, pun juga akan meninggalkan jejak kebaikan yang dapat dibaca oleh siapa saja dan kapan pun, bahkan sampai si penulis telah berpulang pada Tuhannya.

Itu lah mengapa, jika ingin awet muda maka menulislah. Meski jasad telah tua bahkan telah tiada, tulisan-tulisan kita masih tetap ada. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan menulis yang baik itu harus diikuti dengan kesediaan untuk membaca banyak buku. Nah, itulah mengapa harus mengizinkan diri untuk mau membaca.  Sebuah pekerjaan yang harus dibiasakan dan dirutinkan.

Semoga saja slogan baca buku membuka cakrawala dunia atau baca buku bertambah ilmu atau slogan-slogan tentang membaca buku tidak hanya slogan belaka tanpa praktik sebenarnya. Merutinkan membaca buku memberi modal untuk menuliskan apa saja. Ya, menulis sebagai resep awet muda.

*Peserta 60HMB Batch 4
SmileShare @RafifAmirAhnaf @rafif_amir
Cancel