3 Pesan yang Mempertebal Motivasi Menulis -->

Silakan ketik kata kunci

3 Pesan yang Mempertebal Motivasi Menulis


Oleh Rafif Amir

Menulislah seolah-olah Anda berjuang untuk hidup, kerahkan segenap tenaga Anda. Tulislah seolah-olah hanya Andalah penulis di dunia ini. Menulislah seolah-olah dunia ini sudah binasa sama sekali dan Anda hendak menciptakannya kembali dalam benak Anda sendiri. Di atas segala-galanya anggaplah menulis itu sebagai perbuatan kebajikan. (Robert Payne)

Ada tiga pesan yang hendak disampaikan Robert Payne kepada para penulis. Tiga hal ini akan menjadi motivasi luar biasa yang membuat hasrat untuk menulis tak akan pernah habis.

Pertama, kerahkan seluruh tenaga untuk menulis, seolah-olah jika tidak menulis, engkau akan tenggelam di lautan yang dalam. Jadikan pena sebagai pelampung dan setiap gerakan jemari sebagai usaha untuk berenang menyelamatkan diri. Teruslah berjuang untuk hidup. Tak boleh pasrah. Tak boleh menyerah. Setiap kalimat yang dituliskan, bayangkan sebagai gerak menuju keselamatan.

Kedua, berjuanglah untuk membangun kembali dunia yang rusak, yang luluh lantak. Tentu butuh usaha yang lebih keras daripada membangun sebuah rumah. Menulis adalah membangun peradaban, membangun sebuah dunia baru yang dipenuhi dengan kebaikan. Dunia yang dicita-citakan banyak orang. Maka proses menulis yang dilakukan adalah sebuah kerja besar yang hasilnya bisa dinikmati sepanjang zaman.

Ketiga, anggaplah menulis seperti melakukan kebajikan, dan memang demikianlah adanya. Menulis bahkan bukan hanya kebaikan yang bersifat sesaat, ia bisa terus menjadi kebaikan, meski penulisnya telah wafat. Karya-karya gemilang itu menjadi sumber mata air bagi setiap yang dahaga sehingga tak seorang pun kehausan. Lalu kebajikan melahirka  kebajikan pula. Begitulah seterusnya. Maka cukuplah yang ketiga ini akan membayar perjuangan para penulis, sehingga ia tak pernah merasa sia-sia. Justru sebaliknya, ia bangga karena usaha kerasnya untuk selamat, kemudian membangun peradaban, memiliki nilai yang utama. Tidak hanya di hadapan manusia, terlebih bagi Tuhan yang mahakuasa.

Kiranya apalagi yang membuat seseorang diam, sementara ia dihadapkan pada dua pilihan: menulis atau hilang ditelan badai!

 

SmileShare @RafifAmirAhnaf @rafif_amir
Cancel