Oleh Ani Qotul Uhbah*
Berawal dari sebuah tekad dan motivasi dalam diri yang
ingin menguji diri menjadi sesuatu yang lain. Demi suatu tujuan yaitu menjadi
pribadi yang lebih baik setiap waktu. Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan dan telah menganugerahkan banyak nikmat kepada saya.
Sebagai bentuk nyata dari kepasarahan diri seorang hamba kepada Rabb-Nya.
Muncullah niat untuk memberikan tantangan kepada diri
yang masih terus ingin berbenah ini akan satu tugas sebagai seorang hamba yang
sering dilalaikannya. Tugas pertama yang Allah SWT berikan kepada Rasul-Nya
yaitu Iqra’ (membaca). Ya, kuakui diri ini masih lalai dan lemah dari tugas
mulia ini. Membaca dan menulis adalah salah satu aktivitas yang menjemukan bagi
sebagian orang. Tidak asyik, apalagi menarik. Dan tidak menantang.
Seiring berjalannya waktu, rupanya diri ini mulai
menyadari betapa pentingnya membaca dan menulis. Tapi bukan hanya sekadar
membaca dna menulis. Membaca yang benar-benar mampu menambah pemahaman,
mengubah paradigma, menambah kompetensi dan mengubah perilaku. Membaca yang mampu
melahirkan semangat baru untuk bisa menuliskan sesuatu sebagai buah dari
aktivitas membaca yang telah ditekuni.
Semangat ini semakin bertambah manakala tuntutan
profesi juga menuntut banyak membaca dan menulis sebagai wujud keprofesionalan
terhadap profesi itu sendiri. Karena profesi ini penuh dengan resiko dan sangat
menantang. Jadi tidak cukup hanya mengandalkan pemahaman yang telah didapat
sejak 16 tahun yang lalu saat aku dinyatakan lulus sidang skripsi. Walaupun
dengan hasil yang sangat memuaskan.
Betapa ilmu dan teknologi semakin berkembang pesat
seiring dengan berkembangnya waktu. Ilmu harus terus ditambah dan di upgrade agar kita tidak ketinggalan
info dan gagap teknologi. Kita akan seperti orang yang tinggal di hutan, yang
minim informasi dan fasilitas.
Maka, membaca dan menulis menjadi sebuah keharusan
bahkan kebutuhan seperti makan dan minum. Membaca dan menulis harus terus
dikembangkan untuk mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi. Kita berada di
tengah kondisi zaman yang terus berubah. Setiap zaman memiliki karakter dan
tantangannya sendiri-sendiri. Maka kita sendiri harus survive di tengah
perubahan zaman yang ada. Bahkan aktivitas ini sudah ada sejak manusia pertama
kali mengenal huruf dan angka.
Tantangan ini tidaklah mudah karena menuntut diri
harus kembali mengatur diri dan waktu yang ada. Yang paling utama adalah menata
hati dan niat serta membangun motivasi dalam diri. Sebuah motivasi yang kuat,
yang menjadi dasar dan alasan mengapa kita harus membaca dan menulis. Jika
tahap dasar ini belum selesai, maka dapat dipastikan membaca dan menulis akan
menjadi benda purbakala lagi. Kemalasan demi kemalasan akan terus menghinggapi
diri sampai tak bisa berkutik lagi.
Setelah kupastikan hati dan pikiran mulai fokus.
Kukuatkan juga dengan berdoa memohon kepada-Nya. Aku minta dimampukan diri ini
untuk bisa memenuhi semua harapan dan mimpi yang telah dibangun. Sepertinya
Allah SWT mengabulkan doaku. Aku dibimbing untuk mengikuti sebuah komunitas
yang dapat membantuku mewujudkan semua harapan dan impian. Seorang teman juga
saudara menguatkanku akan hal ini. Dia menceritakan kesuksesannya yang semakin
membuatku terinspirasi dan membulatkan tekadku. Bismillah, aku langsung
mengikuti semua arahannya. Tak hentinya aku mengucap syukur kepada-Nya.
Ya Rabb. Inikah jawabanmu atas doa dan harapan yang
kupanjatkan kepada-Mu? Tanpa berpikir panjang, aku langsung mendaftar dan
memulai lembaran baru dalam satu fase perjalanan hidupku. Sebagai satu kisah
yang juga akan kutulis sebagai pengingatku akan perjuangan ini.
Sungguh, di awal motivasiku hanyalah untuk memaksa
diri ini agar mau membaca dan menulis. Aku ingin menguji komitmen dan
disiplinku dalam 2 aktivitas ini. Karena aku sangat lalai selama ini. Maka aku harus memiliki lingkungan yang bisa terus mengingatkan. Kupaksa untuk
mengikuti kelas online ini. Impian berikutnya, ya, aku ingin memiliki sebuah
buku yang kutulis dengan tanganku sendiri sebagai buah dari pemikiran, kenangan, dan pengalamanku. Aku ingin menorehkan semua apa yang aku rasa dan aku pikirkan
dalam sebuah goresan tinta dengan harapan dapat berbagi dan menginspirasi
orang-orang di sekitarku.
Dan motivasi terbesarku adalah aku ingin memberikan
kontribusi kepada dakwah ini. Dakwah yang telah memberikan banyak pelajaran dan
ilmu serta pemaknaan akan hidup yang sesungguhnya. Aku ingin memberikan
kontribusi dengan segala yang aku miliki. Aku ingin bisa berdakwah lewat
tulisan. Dengan begitu akan banyak orang yang tahu dan mendapat ilmu tanpa
harus bertemu. Aku juga ingin mewariskan sesuatu untuk generasi setelahku.
Sebuah warisan yang terus bisa dikenang dan diambil pelajaran. Dan sekaligus
sebagai teladan akan pentingnya membaca dan menulis sebagai pengikat hikmah
dan makna kehidupan.
Aktivitas baruku ini sungguh menyita perhatian di
tengah kesibukan dan fokusku pada tugas-tugas profesiku yang lain. Di awal-awal
sesi aku cukup kerepotan membagi waktu. Walaupun sudah kuatur dan kubuat jadwal
sebelumnya, tapi pada realitasnya tidak semudah yang dibayangkan. Ternyata
tantangan yang ada sangat luar biasa. Betul-betul menguji mental, niat, dan
tekad. Karena ada target setiap hari harus membaca dan menulis dengan jumlah
yang telah ditentukan. Semua aktivitas harus dilaporkan. Dan setiap hari akan
di-update dan dievaluasi.
Aturan sangat ketat. Yang tidak lapor akan diberi
tanda silang. Setiap pekan harus mengikuti kelas online dan harus aktif bertanya. Karena semua akan ada
penilaiannya. Sungguh ‘wow’ pokoknya. Aku sendiri dibuat ‘heboh’ dengan semua
aturan ini. Diawal-awal aku masih bisa mengikuti semua sesi dengan baik dengan
segala liku-likunya. Aku terus menata semangatku untuk bisa menyelesaikan semua
tantangan yang diberikan.
Sampai pada saat target dinaikkan, aku cukup kerepotan
ternyata. Ditambah tugas-tugas padat merayap seperti kereta api lewat. Akhirnya
aku pun dapat tanda silang karena beberapa hari tidak laporan. Hehehe. Sempat
ada rasa, wah aku sudah kalah. Aku hampir saja menyerah dan tak berharap untuk
bisa lulus nantinya.
Aku tetap ikhlas karena demikian realitasnya. Sambil
aku terus introspeksi diri, apa yang salah. Aku terus berusaha memperbaiki
kondisi yang ada. Sampai pada satu titik aku diingatkan kembali akan tekad awal
yang sudah aku miliki. Kukumpulkan kembali semangatku yang hampir saja melemah
tanpa asa. Dan meyakinkan diri sendiri bahwa aku pasti bisa!
Walaupun sudah dapat tanda silang tak menyurutkan
semangatku untuk lulus. Aku tetap laporan membaca dan menulis. Targetku semua
tulisanku selesai pada waktunya. Tapi Allah SWT ternyata juga menaikkan level
tantangan-Nya untukku. Pada saat semangatku memuncak untuk menyelesaikan
tulisan demi tulisan. Semua dataku di laptop hilang. Astaghfirullah. Cobaan
apalagi ini ya Rabb, batinku. Tapi aku harus kuat, walau hati kecilku menangis.
Allah SWT rupanya ingin menguji tekad yang ada di dalam
diri ini. Seberapa besar tekad itu kumiliki. Aku harus tetap menata hati
walaupun tak dapat dipungkiri aku mengalami masa-masa ‘break and down’ mencoba menerima semua kondisi yang ada. Dengan
tetap berpikir positif kepada Allah SWT dengan menguatkan hati kecilku ini.
Pasti ada sesuatu yang ingin Allah SWT berikan padaku. Ada hikmah yang Allah
SWT ingin aku belajar dari kejadian ini. Ya, pasti ada sesuatu yang Allah SWT
kehendaki atas diriku.
Tapi jujur, hampir 1 minggu aku tidak mau melakukan
apapun dengan laptopku. Aku tinggalkan semua aktivitas membaca dan menulis yang
sudah aku mulai kemarin. Aku tinggalkan pekerjaan yang ada kaitannya dengan tulis
menulis. Aku mengerjakan tugas-tugas lain yang tidak berhubungan dengan
file-file ku yang hilang. Aku mulai dengan aktivitas baru yang lebih
menenangkan diriku. Hingga akhirnya aku memiliki semangat baru untuk memulai
lagi hal baru, membuka lagi lembaran baru. Aku dan laptopku yang juga baru.
Karena laptopku bersih layaknya laptop baru yang baru digunakan. Tidak ada
satupun file yang tersisa.
Begini kisahnya. Hal ini berawal ketika laptopku yang
lemot ini di upgrade. Maka, semua data dipindahkan di satu hard disk eksternal
oleh petugas yang menservice-nya. Hard disk-nya masih baru juga. Setelah kurang
lebih 1 minggu, laptop selesai di upgrade. Laptop langsung kucoba pakai dibantu
oleh salah satu temanku untuk melihat apakah masih lemot atau tidak. Setelah
dinyalakan dan dicoba klik sana sini, Alhamdulillah kecepatannya sudah
bertambah. Wah, senanglah diriku. Aku bisa lanjutkan tugas-tugasku yang 1 pekan
kemarin tertunda dengan cepat, pikirku.
Dengan rasa senang, hard disk kutancapkan dan mulai
melanjutkan mengerjakan PR-PR yang tertunda sekian waktu saat laptop ini masuk
servis. Di awal pemakaian tidak ada masalah. Dari pagi sampai sore laptop
menyala terus bersama hard disk-nya yang setia menempel kayak perangko. Semua
proses satu hari itu lancar jaya bak jalan tol. Karena waktu sudah sore, setelah
beberapa tugas selesai, laptop kumatikan dan hard disk kucabut. Tidak ada yang
aneh, semua berjalan dengan baik. Hard disk kusimpan lagi, kumasukkan dalam
tas laptop. Jadi semalaman laptop dan hard disk tetap bersama. Besok mau lanjut
lagi mengerjakan.
Esok hari, aku melanjutkan lagi tugas yang masih
tersisa. Saat hard disk kutancapkan, aku terkesima, tidak ada satu pun data atau
file yang muncul. Aku pun mulai khawatir dan risau dengan kondisi yang ada.
Beberapa kali kucoba tak bisa. Sampai akhirnya aku konsultasikan dengan temanku
yang ahli IT di tempatku bekerja. Hasilnya nihil. Dia pun tak bisa memberikan
solusi. Akhirnya dipanggillah bapak yang kemarin memperbaiki. Beliau juga tak
bisa memberikan solusi. Semakin panik aku dibuatnya. Dengan terus berbisik
kepada Allah SWT, Ya Rabb apakah benar semua dataku tak bisa kembali lagi?
Sampai akhirnya diputuskan membawa hard disk tersebut
ke counter-nya. Aku mengiyakan saja karena memang tak mengerti tentang hal itu. Ternyata,
waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan semua data cukup lama bahkan sangat lama
menurutku. Karena ada kerusakan di bagian pembaca data sehingga harus hati-hati
memperbaikinya. Waktunya tidak bisa cepat. Dan tak bisa dipastikan. Akupun
mengiyakan saja, walaupun dalam hatiku galau tak karuan. Mengapa? Karena semua
data-dataku ada di hard disk itu dan aku tidak punya back up-nya sama sekali.
Semua data penting ada di situ. Data-data pribadi maupun data kantor. Termasuk
tulisan-tulisanku. Aku tidak bisa melanjutkan semua kerjaan karena semua file
ada di kotak kecil itu.
Aku sempat tertegun karena bingung harus memulai dari
mana. Aku harus memulai dari nol lagi. Mulai merangkai baru lagi. Ya Allah. Aku
hanya bisa beristighfar dengan kondisi yang ada dan memohon ampun kepada-Nya.
Aku mencoba mengikhlaskan semuanya. Allah SWT memberiku ujian yang cukup berat.
Tapi aku yakin aku bisa melewatinya. Aku mencoba rileks dan mengambil hikmah
dari semua ini. Ya, ini memang salahku. Aku tidak mem-back up data-data itu dan
saat awal membuka hard disk itu tidak langsung mentransfer semuanya lagi ke
laptop. Allah SWT memberikan pelajaran yang berharga sekali kepadaku melalui
kejadian ini. Ya, Allah SWT sayang padaku.
Untuk data-data pribadiku, aku sudah ikhlas termasuk
data-data kantor. Aku mencoba mencari di beberapa teman dan rekan yang pernah
aku kirimi laporan, data atau file yang sama waktu itu. Aku minta semua
file-file itu walaupun tidak bisa semua kembali. Aku pun memulai menyusun
kembali dari awal. Tidak terlalu sulit bagiku karena aku masih ingat format dan
data-data otentik masih bisa kudapatkan dari semua rekan-rekanku. Tinggal ku
olah dan kubuat laporannya.
Tapi untuk tulisan-tulisanku. Aku tidak bisa memanggil
kembali kata demi kata dan kalimat demi kalimatnya. Cukup sulit menariknya
kembali dalam pikiranku. Karena saat menulis semua terlintas begitu saja dalam
alam pikiranku saat itu. Mengalir bagai air. Jadi agak sulit mengingat semua
tentang apa yang sudah kutuliskan. Ya, aku hampir saja putus asa. Aku sempat
off dari aktivitas membaca dan menulis ini. Dan aku sudah menyiapkan diri untuk
tidak lulus.
Waktu terus bergulir dan semakin dekat dengan waktu
kelulusan. Sampai pada akhirnya, aku tersadarkan kembali. Allah SWT seolah
mengetuk hatiku kembali untuk bangkit dari kondisi yang ada. Allah SWT
mengingatkan kembali akan impian dan harapan itu. Tepat di H-10 dari waktu
kelulusan. Ada kekuatan dalam diri untuk bangkit memulai semuanya lagi.
Bismillah, aku menata niat dan menata fokus kembali. Aku mulai menulis lagi
dari awal dengan semua yang terlintas dalam pikiran saat itu. Dengan terus
menghitung hari. Ya, kurang 10 hari. Ada 14 judul yang harus aku selesaikan.
Aku punya target dalam waktu 1 pekan aku harus
selesaikan samua tulisan dan masuk revisi. Jadi, 1 hari aku harus menulis 2
judul. Sementara tugas-tugas tetap menghampiri setiap harinya. Ya, aku sudah
berkomitmen dan sudah memulai, maka aku harus selesaikan semuanya sampai akhir.
Apapun hasilnya. Aku pasrahkan semua kepada-Nya, lulus atau tidak nantinya.
Yang penting sekarang aku berusaha, mengupayakan semuanya secara maksimal
dengan segenap kemampuan yang kumiliki. Aku hanya mengikuti alur yang sudah
Allah SWT siapkan untukku. Hanya 10 hari.
Aku tetap yakin dan optimis bahwa aku bisa menyelesaikan
semua tantangan sampai akhir. Sambil terus berdoa memohon kemudahan dari-Nya.
Alhamdulillah, H-2 100% tulisanku selesai dan sudah
revisi. Dan akhirnya dinyatakan lulus oleh penyelenggara. Hampir tidak percaya
tapi ini nyata. Terima kasih Ya Rabb. Sebuah rasa yang tak bisa kuungkapkan
dengan kata-kata, hanya tetes air mata hampir tak percaya. Ternyata aku bisa.
Aku bisa melewati semua tantangan yang ada.
Semua atas ridha-Mu saja Ya Rabb. Aku bisa melewati
semua tantangan ini atas pertolongan-Mu saja. Hingga akhirnya buku ini bisa terbit.
Buku sederhana dari penulis pemula yang masih terus belajar mencoba mengasah
kemampuan dan keilmuannya. Menjadi seseorang yang tidak biasa sebagaimana para
pendahulunya. Semoga diri ini bisa istiqamah dan terus melahirkan karya
mengikuti jejak para seniornya. Aamiin.
*Alumni #60HMB Batch 2
Telah dibuka Kelas Menulis 60 Hari Menulis Buku Batch 4. Info lengkap di sini
1 Komentar