Perjuangan Ikut Kelas #60HMB -->

Silakan ketik kata kunci

Perjuangan Ikut Kelas #60HMB



Oleh Tonny Watoyani, S.Si, S.Tr. Kes, M.S

Di zaman serba modern, canggih, dan berkembangnya teknologi seiring dengan kehadiran Google serta perubahan pola pikir di tengah-tengah masyarakat yang serba mudah dan instan, maka kebiasaan menulis dan membaca buku sudah semakin langka. Tergantikan oleh derasnya pengaruh  medsos dan teknologi tinggi.

Termasuk penulis mengalami hal yang sama. Menjadi tidak mudah atau tidak terbiasa menulis, juga tidak terbiasa membaca. Alhamdulillah setelah bergabung dengan #60 HMB, saya  memotivasi diri bahkan memberanikan diri untuk bisa menulis. Melalui perjuangan yang ekstra dan tekad yang kuat akhirnya merealisasikannya, walau hanya untuk menjaga motivasi dalam diri sendiri.

Sang waktu terus mengurai bergerak memutuskan penulis masuk lebih dalam bergabung dengan komunitas #60HMB. Berawal dari rasa keingintahuan perihal  #60 HMB dan mencoba menguak rahasia para penulis dengan mencoba mengikuti arahan para mentor (Kak Rafif dan Kak Pristi) dengan penuh kesungguhan, kesabaran, dan berdisiplin yang pada akhirnya berhasil lulus meraih predikat Terbaik atas kedisiplinan dan patuh atas semua instruksi dan arahan para mentor.

Ternyata benar, untuk bisa dan terbiasa memang harus dipaksa. Dengan dipaksa akhirnya ada perubahan positif untuk terbiasa disiplin. Karena terus diingatkan oleh sistem motivasi #60HMB dari para mentor dan sesama penulis.

Perlahan namun pasti mulai bisa dan terbiasa walapun tetap harus selalu mengumpulkan tekad untuk tetap membaca dan menulis. Hal ini tetap harus dijaga dan dipaksa untuk menghasilkan sesuatu di atas kertas dengan menulis. 

Wahai sahabatku semua, para penulis atau pemerhati dunia pendidikan, pemerhati ilmu, pemerhati akhlak, pemerhati moral, pemerhati etika, dan pemerhati norma di mana pun berada, mari kita renungkan bagaimana konsep pendidikan zaman dahulu. Zaman para nabi, generasi sahabat dan tabiin, apakah kemajuan zaman sekarang mengalahkan konsep zaman dahulu? Faktanya, generasi dahulu banyak orang yang hafal  Al-Qur'an, hafal ribuan hadits, menulis kitab dan melahirkan generasi-generasi handal yang memberikan sumbangsih karya-karya besar yang sangat berdampak pada perkembangan ilmu, seperti Imam Syafii, Ibnu Sina, dan lain-lain. 

Motivasi menulis dan terus membiasakan membaca buku merupakan hal positif yang perlu dipertahankan dan dijaga sebagai landasan rasa keingintahuan terhadap sesuatu yang baru, karena dari itu saya meyakini betapa pentingnya rasa keingintahuan itu yang akan membuat belajar apapun lebih cepat. Ketajaman dan kedalaman memaknai suatu nilai, norma sebuah kehidupan apabila disikapi dengan positif tentunya akan medapatkan hasil yang baik.

Poin penting motivasi menulis adalah menaklukan kemalasan. Karena kita ketahui hawa nafsu manusia kecenderungan pada ketidakbaikan. Oleh karena itu, pentingnya menulis, berbagi pengalaman, merupakan filter untuk selalu bersikap arif, bijak, dan cerdas dalam menghadapi apapun. Dalam hal ini akan kita dapatkan juga sikap mental, percaya diri, kerja keras, berdisiplin dan membangun komitmen bersama. Memulai dan menghargai karya sendiri, mengambil inspirasi dari ulama, para pembimbing, dan para penulis yang memiliki ciri khas pantang menyerah,, tekun dan keberanian berkarya, mengembangkan ide serta gagasan secara lebih luas yang merupakan sumbangsih pengetahuan, wawasan, dan faedah dari lautan ilmu.

Semoga Allah senantiasa mengilhamkan kebaikan hati, kejernihan pikiran, dan memberikan hidayah serta taufik dalam menuangkan tulisan maupun karya-karya yang apabila ada suatu kebenaran adalah sumbernya dari Allah SWT. Apabila ada kesalahan maupun kekhilafan adalah dari keterbatasan saya sebagai hamba Allah. Aamiin.

*Alumni 60HMB Batch 2, Surabaya 

sumber gambar: craftliterary.com

SmileShare @RafifAmirAhnaf @rafif_amir
Cancel